Bak gayung bersambut pada
Pembinaan Umum KIM Kota Madiun, Walikota Madiun, menjabarkan tentang peran KIM
sebagai agen informasi yang harus juga berperan dalam mengantisipasi pemberitaan
palsu (HOAX) dan memberikan informasi yang valid bagi masyarakat,
Baca : Pembinaan Umum KIM Kota Madiun dan evaluasi kesiapan pekan KIM ke IX tahun 2017
Berikut penjelasannya :
Baca : Pembinaan Umum KIM Kota Madiun dan evaluasi kesiapan pekan KIM ke IX tahun 2017
Berikut penjelasannya :
1. Hati-hati dengan judul
provokatif
Berita hoax seringkali
menggunakan judul sensasional yang provokatif, misalnya dengan langsung
menudingkan jari ke pihak tertentu. Isinya pun bisa diambil dari berita media
resmi, hanya saja diubah-ubah agar menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki
sang pembuat hoax.
Oleh karenanya, apabila menjumpai
berita denga judul provokatif, sebaiknya Anda mencari referensi berupa berita
serupa dari situs online resmi, kemudian bandingkan isinya, apakah sama atau
berbeda. Dengan demikian, setidaknya Anda sebabagi pembaca bisa memperoleh
kesimpulan yang lebih berimbang.
2. Cermati alamat situs
Untuk informasi yang diperoleh
dari website atau mencantumkan link, cermatilah alamat URL situs dimaksud.
Apabila berasal dari situs yang belum terverifikasi sebagai institusi pers
resmi -misalnya menggunakan domain blog, maka informasinya bisa dibilang meragukan.
Situs web terpercaya milik
pemerintah kota madiun yaitu madiunkota.go.id merupakan bentuk model e-government
yang dilakukan di Kota Madiun, didalamnya terdapat informasi alamat web OPD
yang ada di kota madiun, sehingga apabila ingin mencari berita ataupun sumber
berita bisa mengunjungi di salah satu alamat web OPD yang tertera
3. Periksa fakta
Perhatikan dari mana berita
berasal dan siapa sumbernya? Apakah dari institusi resmi seperti KPK atau
Polri? Sebaiknya jangan cepat percaya apabila informasi berasal dari pegiat
ormas, tokoh politik, atau pengamat.
Perhatikan keberimbangan sumber
berita. Jika hanya ada satu sumber, pembaca tidak bisa mendapatkan gambaran
yang utuh.
4. Cek keaslian foto
Di era teknologi digital saat ini
, bukan hanya konten berupa teks yang bisa dimanipulasi, melainkan juga konten
lain berupa foto atau video. Ada kalanya pembuat berita palsu juga mengedit
foto untuk memprovokasi pembaca.
Cara untuk mengecek keaslian foto
bisa dengan memanfaatkan mesin pencari Google, yakni dengan melakukan
drag-and-drop ke kolom pencarian Google Images. Hasil pencarian akan menyajikan
gambar-gambar serupa yang terdapat di internet sehingga bisa dibandingkan.
5. Ikut serta grup diskusi
anti-hoax
Di Facebook terdapat sejumlah
fanpage dan grup diskusi anti hoax, misalnya Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax
(FAFHH), Fanpage & Group Indonesian Hoax Buster, Fanpage Indonesian Hoaxes,
dan Grup Sekoci.
Di grup-grup diskusi ini, netizen bisa ikut
bertanya apakah suatu informasi merupakan hoax atau bukan, sekaligus melihat
klarifikasi yang sudah diberikan oleh orang lain. Semua anggota bisa ikut
berkontribusi sehingga grup berfungsi layaknya crowdsourcing yang memanfaatkan
tenaga banyak orang.
No comments:
Post a Comment