8 alasan HOAX sangat cepat menyebar - KIM CITRA TARUNA KENANGA

Breaking

KIM CITRA TARUNA KENANGA

Komunikatif, Informatif, Peduli Masyarakat

test banner

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Tuesday, 5 September 2017

8 alasan HOAX sangat cepat menyebar

Kenapa HOAX sangat cepat menyebar di dunia maya? Hoax memang menjadi bagian dari berita, hal ini memang sudah mengakar tidak hanya di Kota Madiun ataupun di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia, dimana ada berita disitu pasti ada selipan HOAX. Kembali kepertanyaan tentang kenapa HOAX sangat laku di Indonesia, dari data yang kami kumpulkan ada 8 alasan :


Pertama : Masyarakat Indonesia hanya membaca judul tanpa membaca isi keseluruhan dari suatu kabar. sering kita melihat judul-judul pemberitaan atau posting yang menggelitik dan bahkan geram karena memang judul harus dibuat menggelitik agar pembaca tertarik dengan tulisan kita. Namun, walau bagaimana pun judul tidak bisa menceritakan isi sepenuhnya, kemauan literasi bangsa Indonesia menurut UNESCO minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca. Riset berbeda bertajuk "Most Littered Nation In the World" yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca. Ini artinya, Indonesia persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). Padahal, dari segi penilaian infrastuktur untuk mendukung membaca peringkat Indonesia berada di atas negara-negara Eropa. di Kelurahan Winongo sendiri sudah ada Perpustakaan Sekar Kenanga (baca : TBM Sekar Kenanga Kelurahan Winongo) namun sampai saat ini belum termanfaatkan secara maksimal, Warga Winongo lebih banyak membaca di gawainya yang belum tentu jelas sumbernya

koleksi buku TBM Sekar Kenanga

Kedua : Mayoritas Warga Indonesia hanya percaya pada sumber tertentu dan terlalu "mengagungkan" sumber tersebut. Artinya apa? kita terlalu mengagungkan seseorang atau suatu pihak, kita akan melepaskan logika atas kebenaran.

Ketiga : masih terkait alasan kedua diatas, kita cenderung tidak mempercayai sumber lain yang dianggap berbeda golongan atau dianggap gak sependapat, apalagi terkait isu saat ini yang cumup memprihatinkan tentang golongan dalam tanda kutip mayoritas dan minoritas.

Keempat : Sebagian besar orang Indonesia masih gak bisa membedakan antara satir dengan hoax. Apa itu satir ? Satir merupakan bentuk sindiran terhadap keadaan atau seseorang. Biasanya satir disampaikan dalam bentuk ironi, sarkasme atau parodi. Sayangnya kebanyakan orang Indonesia belum bisa membedakan hal tersebut dengan hoax.

Kelima : Ketika ada kabar yang mewakili perasaan saat itu, mayoritas orang Indonesia akan langsung membagikannya.

Keenam : Kebanyakan orang Indonesia membenarkan suatu kabar berdasarkan tingkat keseringan mereka melihat kabar itu "lewat" di linimasa media social. Wah, hampir semua orang share berita ini nih! Bahkan teman-temanku juga! Jadi, orang-orang terdekatku harus segera tahu juga tentang ini! Itulah yang sering menjadi pikiran kebanyakan netizen gak hanya di Indonesia, tapi seluruh dunia. Tingkat keseringan berita tersebut terlihat, membuat dirasa tidak perlu mencari tahu lagi kebenaran sesungguhnya

Ketujuh : Kebanyakan orang Indonesia merasa enggan untuk mencari kebenaran berita dan melakukan verifikasi ulang, beberapa bahkan gak tahu caranya.

Kedelapan : Sebuah ajakan semacam "share = berpahala", "like = amin" atau "komentar = membantu" sudah cukup membuat banyak orang Indonesia percaya dengan berita yang disebarkan. Ini yang saat ini menjadi trend di media social.

nah dari 8 hal itu, sebagai warga yang smart diharapkan mampu minimal mengurangi atau mencegah derasnya HOAX di Indonesia pada umumnya dan Kota Madiun pada umumnya

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad

Responsive Ads Here