DISAJIKAN :
INDRA BUDI TP
Pestisida adalah zat
atau campuran zat yang bertujuan untuk mencegah, membunuh, atau mengendalikan
hama tertentu, termasuk vektor penyakit bagi manusia dan hewan, spesies tanaman
atau hewan yang tidak diinginkan yang dapat menyebabkan kerusakan
Pengendali Hayati atau Bio
Pestisida Alami
Tumbuhan
penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima kelompok, yaitu:
- Kelompok tumbuhan insektisida nabati, adalah kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida pengendali hama insekta. Contoh tumbuhan dari kelompok ini adalah: piretrium, aglaia, babadotan, bengkuang, bitung, jaringau, saga, serai, sirsak, srikaya.
- Kelompok tumbuhan antraktan atau pemikat, adalah tumbuhan yang menghasilkan suatu bahan kimia yang menyerupai sex pheromon pada serangga betina. Bahan kimia tersebut akan menarik serangga jantan, khususnya hama lalat buah dari jenis Bactrocera dorsalis. Contoh tumbuhan dari kelompok ini adalah: daun wangi dan selasih.
- Kelompok tumbuhan rodentisida nabati, adalah kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida pengendali hama rodentia. Tumbuh-tumbuhan ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai penekan kelahiran (efek aborsi atau kontrasepsi) dan penekan populasi, yaitu meracuninya. Tumbuhan yang termasuk kelompok penekan kelahiran umumnya mengandung steroid, sedangkan yang tergolong penekan populasi biasanya mengandung alkaloid. Dua jenis tumbuhan yang sering digunakan sebagai rodentisida nabati adalah jenis gadung KB dan gadung racun.
- Kelompok tumbuhan moluskisida, adalah kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida pengendali hama moluska. Beberapa tanaman menimbulkan pengaruh moluskisida, diantaranya: daun sembung, akar tuba, patah tulang dan tefrosia (kacang babi).
- Kelompok tumbuhan pestisida serba guna, adalah kelompok tumbuhan yang tidak berfungsi hanya satu jenis saja, misalnya insektisida saja, tetapi juga berfungsi sebagai fungisida, bakterisida, moluskisida, nematisida dan lainnya. Contoh tumbuhan dari keompok ini adalah: jambu mete, lada, mimba, mindi, tembakau dan cengkih.
Pestisida
nabati dapat membunuh atau mengganggu serangan hama dan penyakit melalui cara
kerja yang unik, yaitu
dapat melalui perpaduan berbagai cara atau secara tunggal. Cara kerja pestisida
nabati sangat spesifik, yaitu :
- merusak perkembangan telur, larva dan pupa
- menghambat pergantian kulit
- mengganggu komunikasi serangga
- menyebabkan serangga menolak makan
- menghambat reproduksi serangga betina
- mengurangi nafsu makan
- memblokir kemampuan makan serangga
- mengusir serangga
- menghambat perkembangan patogen penyakit.
Pestisida
nabati mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan.
Keunggulan pestisida nabati adalah :
- murah dan mudah dibuat sendiri oleh petani
- relatif aman terhadap lingkungan
- tidak menyebabkan keracunan pada tanaman
- sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama
- kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain
- menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu pestisida kimia.
Sementara, kelemahannya adalah :
(1)
daya
kerjanya relatif lambat
(2)
tidak
membunuh jasad sasaran secara langsung
(3)
tidak tahan
terhadap sinar matahari
(4)
kurang
praktis
(5)
tidak tahan
disimpan
(6)
kadang-kadang
harus disemprotkan berulang-ulang.
Pestisida
nabati dapat diaplikasikan dengan menggunakan alat semprot (sprayer) gendong
seperti pestisida kimia pada umumnya. Namun, apabila tidak dijumpai alat
semprot, aplikasi pestisida nabati dapat dilakukan dengan bantuan kuas penyapu
(pengecat) dinding atau merang yang diikat. Caranya, alat tersebut dicelupkan
kedalam ember yang berisi larutan pestisida nabati, kemudian dikibas-kibaskan
pada tanaman. Supaya penyemprotan pestisida nabati memberikan hasil
yang baik, butiran semprot harus diarahkan ke bagian tanaman dimana jasad
sasaran berada. Apabila sudah tersedia ambang kendali hama, penyemprotan
pestisida nabati sebaiknya berdasarkan ambang kendali. Untuk menentukan ambang
kendali, perlu dilakukan pengamatan hama seteliti mungkin. Pengamatan
yang tidak teliti dapat mengakibatkan hama sudah terlanjur besar pada
pengamatan berikutnya dan akhirnya sulit dilakukan pengendalian.
RESEP PEMBUATAN ISEKTISIDA ORGANIK
SEMPROTAN SERANGGA (Semprotan
Biologis)
Ambillah segenggam hama serangga yang makan tanaman Anda, tumbuk dan aduk dalam seember kecil air. Biarkan selama 2 hari. Saring cairan tersebut dan semprotkan ke tanaman yang rusak. Hama yang sama seperti hama dalam semprotan itu akan menghindari cairan tersebut. Bekas-bekas tubuh serangga dapat dimasukkan di wadah dan diletakkan mengitari tanamantanaman. Aroma tersebut akan terus menolak hama. Semprotan tersebut efektif untuk cacing, ulat bulu, keong, siput dan berbagai hama kecil, namun kurang efektif untuk belalang.
Ambillah segenggam hama serangga yang makan tanaman Anda, tumbuk dan aduk dalam seember kecil air. Biarkan selama 2 hari. Saring cairan tersebut dan semprotkan ke tanaman yang rusak. Hama yang sama seperti hama dalam semprotan itu akan menghindari cairan tersebut. Bekas-bekas tubuh serangga dapat dimasukkan di wadah dan diletakkan mengitari tanamantanaman. Aroma tersebut akan terus menolak hama. Semprotan tersebut efektif untuk cacing, ulat bulu, keong, siput dan berbagai hama kecil, namun kurang efektif untuk belalang.
SEMPROTAN NIMBA
Tanaman ini dapat dipakai untuk semprotan insektisida alami yang aman dan efektif. Nimba dapat dipakai pada hampir semua serangga, termasuk nyamuk. Terkadang memerlukan waktu beberapa minggu untuk menunggu efeknya karena untuk beberapa jenis serangga, nimba bekerja dengan memutus daur perkembangbiakan serangga tersebut. Nimba merupakan salah satu tanaman terbaik untuk digunakan karena aman bagi manusia dan tidak menimbulkan banyak masalah bagi serangga yang menguntungkan, khususnya predator hama. Dalam kondisi tertentu bahkan bisa meningkatkan produksi ulat yang berguna! Keong/siput, nematode, lebah penyengat, ulat, ngengat, penggerek daun, lalat, nyamuk, dan belalang adalah beberapa jenis serangga yang dapat dikendalikan dengan nimba.
Cara menggunakan nimba:
- Tumbuklah biji nimba dan masukkan ke dalam kantong kain. Masukkan kantong kain ini dalam ember atau drum berisi air selama semalam. Gunakan 500 gr biji nimba untuk tiap 10 liter air. Gunakan sebagai semprotan pada serangga hama dan tanaman yang terserang. Biji nimba ini lebih efektif daripada daunnya.
- Ambillah segenggam besar daun nimba segar, lumatkan, dan masukkan ke dalam seember air. Biarkan selama 2 hari, kemudian buanglah daunnya dan gunakan sebagai semprotan.
- Keringkan segenggam penuh daun nimba, tumbuk, dan masukkan ke dalam air. Biarkan selama 2 hari, saring dan gunakan sebagai semprotan.
- Semprotan nimba ini juga dapat dibuat dengan merendam biji nimba yang telah dihancurkan dalam alkohol, atau membuat minyak dari biji nimba dengan menggunakan suatu alat pengepres minyak. Metode ini lebih mahal namun dapat menghasilkan produk yang lebih kuat.
SEMPROTAN DAUN TOMAT
Daun tomat merupakan insektisida alami dan fungisida ringan, dapat digunakan
untuk aphid, semut, cacing, ulat bulu, telur serangga, belalang, ngengat,
nematoda, lalat putih, jamur dan bakteri pembusuk.
Cara membuatnya, masaklah 1 kg daun tomat dalam 2 liter air selama 30 menit,
tambahkan lagi potongan 2 genggam daun, batang dan buahnya, dan 2 liter air.
Aduk bahan-bahan tersebut, lalu biarkan selama
6 jam (½ hari). Saring dan tambahkan ¼ batang sabun. Semprotkan larutan ini
setiap 2 hari bila jumlah serangga, khususnya ngengat, cukup banyak.
WASPADALAH!
Daun tomat ketika dipakai sebagai insektisida bersifat racun bagi manusia. Ini disebabkan karena unsur kimia yang ada dalam daun tomat menjadi jauh lebih pekat konsentrasinya. Gunakan sarung tangan dan penutup hidung serta mulut sekaligus saat menyemprotkannya.
Daun tomat ketika dipakai sebagai insektisida bersifat racun bagi manusia. Ini disebabkan karena unsur kimia yang ada dalam daun tomat menjadi jauh lebih pekat konsentrasinya. Gunakan sarung tangan dan penutup hidung serta mulut sekaligus saat menyemprotkannya.
Jenis
Tanaman
|
Bagian
yang digunakan
|
Hama/Penyakit
yang dikendalikan
|
Adas
|
Biji
|
Kutu
(beras, sereal, palawija)
|
Alang-alang
|
Rimpang
|
Antraknosa
pada buncis
|
Babandotan
|
Seluruh
tanaman
|
Nematode
pada kentang
|
Bawang-bawangan
|
Umbi
|
Busuk
batang pada panili
|
Bengkoang
|
Biji
|
Ulat pada
kubis
|
Brotowali
|
batang
|
Lalat
buahKutu aphids pada cabe
|
Cabe
|
buah
|
Hama tikus
pada tanaman hias
|
Cengkeh
|
bunga
|
Phytopthora pada lada
|
Daun wangi
|
Daun
|
Lalat
buah, bactrocera dorsalis
|
Gadung
|
Umbi
|
Tikus/rodentisida
|
Jahe
|
Rimpang
|
Ulat Plutella
xylostella pada kubis
|
Jambu mete
|
Kulit
|
Ulat jambu
mete
|
Jambu biji
|
Daun
|
Antraknosa
|
Jarak
|
Buah dan
daun
|
Namatoda
pada nilam dan jahe, Lalat penggerek daun pada tanaman terung-terungan
|
Jengkol
|
Buah
|
Walangsangit
pada cabe
|
Jeruk
nipis
|
Daun
|
Busuk
hitam pada anggrek
|
Kacang
babi
|
Biji
|
Ulat pucuk
|
Kayu manis
|
Daun
|
Pestisida
organic
|
Kemangi
|
Daun
|
Busuk
hitam pada anggrek
|
Kencur
|
Rimpang
|
Phytoptora pada lada
|
Acubung
|
Bunga
|
Kutu, ulat
tanah
|
Kenikir
|
Bunga
|
Walangsangit
|
Kunyit
|
Rimpang
|
Phytoptora pada lada
|
Lada
|
Biji, daun
|
Hama
gudang, Antraknosa pada cabe
|
Lengkuas
|
Rimpang
|
AntraknosaSemut
pada lada
|
Mimba
|
DaunBiji
|
Antraknosa
pada buncis dan cabe, Phytoptora pada tembakau, Belatung,
Pengisap polong pada kedelai, Hama pengetam pada kelapa
|
Mindi
|
Daun
|
Ulat
penggerek
|
Mahoni
|
Biji
|
Kutu daun
pada krisanUlat tanah, Walangsangit, wereng coklat
|
Pacar cina
|
Daun
|
Spodoptera
litura pada
kedelai dan kubis
|
Pahitan/kipahit
|
Daun
|
Serangga Tribolium
castaneum
|
Patah
tulang
|
Daun
|
Molusca
|
Pandan
|
Daun
|
Walangsangit
|
Piretrum
|
Bunga
|
Hama
gudang
|
Saga
|
Biji
|
Hama
gudang sitophilus sp
|
Selasih
|
Daun
|
Lalat
buah ( dacus correctus)
|
Sembung
|
Daun
|
Keong emas
|
Sereh
|
Batang,
daun
|
Herbisida
organic
|
Sirih
|
DaunAbu
|
Antraknosa
pada cabeTMV pada tembakau, Hama gudang
|
Srikaya
|
Biji
|
Thrips
pada sedap malam, Kutu daun pada kedelai, kacang panjang, jagung, kapas,
tembakau
|
Sirsak
|
Biji, daun
|
Wereng
coklat pada padi
|
Tembakau
|
Daun,
batang
|
Ulat
grayak pada famili terung-terungan (tomat, cabe, paprika, terung),
Walangsangit
|
Tembelekan
|
Biji
|
Ulat
grayak Spodoptera litura pada kedelai, Penggerek polong
|
Tuba
|
akar
|
Keong mas,
Hama gudang
|
RESEP RODENTISIDA NABATI
1.
Singkong
dikupas tanpa dicuci, lalu diparut
2.
Diaduk
dg air kelapa hijau dan direbus
3.
Setelah
itu diletakkan dilubang tikus, kalau dimakan, tikus jadi mandul
4.
Buah
kolang kaling muda dicacah (waktu mencacah gunakan sarung tangan karena gatal )
5.
Letakkan
dilubang/jalan tikus
6.
Ketika
tikus terkena akan gatalan
7.
Yg
gatalan kena tikus yg lain juga ikut gatal dan akan melarikan diri.
Tanaman Aromatik/atraktan disebabkan mengandung methyl
euganol untuk penjebak Lalat buah/serangga :
Selasih (Ocimum.sp)
Selasih (Ocimum.sp)
Pestisida dari ikan mujair dapat mengatasi hama tanaman terong
dan pare. Cara membuat pestisida organik dari ikan mujair : 1 kg ikan mujair dari
empang, dimasukkan ke plastik, dibiarkan selama 3 hari. Kemudian direbus dengan
dua liter air selama dua jam dan disaring. Dapat digunakan secara langsung atau
ditambahkan tembakau dahulu.
Pestisida organik lainnya dapat diperoleh dari biji mahoni, kunyit,
jahe, serai dan cabe. Pembuatannya dengan dihaluskan, diberi air, diperas dan
disaring. Untuk cabe saat penyemprotan harus hati-hati jangan sampai berbalik
arah mengenai manusia.
Pestisida dari mahoni untuk mengatasi hama tanaman terong
dan pare. Kunyit, jahe, serai untuk mengatasi jamur tanaman dan buah. Cabe
untuk mengatasi semua jenis hama kecuali hama di dalam tanah
Menanggulangi penyakit keriting pada cabai, Bahan: brotowali satu kilogram
(atau daun-daunan yang pahit), kapur 10 sendok makan, kunyit satu kilogram.Cara
membuat: Ketiga bahan ditumbuk dan diambil airnya lalu dicampur dengan air
30-50 liter. Bahan ini siap digunakan untuk mengendalikan penyakit keriting
pada cabai.
Mencegah semut pada persemaian, Bahan: kunir satu ons, laos satu onsCara pembuatan: kunir dan laos dihaluskan kemudian ditambah air secukupnya lalu disaring.Cara pemakaian: larutan hasil saringan dimasukkan dalam penyemprot yang sudah berisi air (10 liter), semprotkan di lahan sehari sebelum digunakan untuk menyemai tanaman dan diulang tiga hari sesudah tanaman disemai.
Pengendalian ulat pada tanaman padi, Bahan: tanaman sere (seluruh bagian dan air).Cara pembuatan: tanaman sere (250 gram) ditumbuk sampai halus. Tambahkan air secukupnya (empat gelas). Saringlah agar diperoleh cairan sere.Cara pemakaian: larutan dicampur dengan 13 liter air. Semprotkan pada tanaman padi yang terserang ulat (hama putih, penggulung daun, penggerek batang). Untuk penggerek batang satu minggu setelah dijumpai adanya telur.
Mengendalikan ulat pada tanaman tomat, cabai, melon dan semangka, Bahan: puntung rokok satu ons dan air tujuh liter.Cara pembuatan: masukkan puntung rokok dalam air. Biarkan selama 4–7 hari. Saringlah agar diperoleh air larutan yang bersih. Gunakan untuk mengendalikan hama yang menyerang tanaman. Penyemprotan pada pagi dan sore hari.
Pengendalian ulat grayak dan wereng, Bahan: 250 gram daun sirsak segar, air ½ liter.Cara pembuatan: daun sirsat yang masih segar ditumbuk halus ditambah dengan air kemudian disaring.Pemakaian: campurlah saringan air sirsat segar tersebut dengan air 14 liter dan semprotkan pada tanaman yang terserang hama.
Penyakit keriting pada cabai, Bahan: abu dapur dua kilogram, tembakau ¼ kg, belerang tiga ons.Cara pembuatan: ketiga bahan direndam dalam air selama 3–5 hari. Saring air rendaman tersebut dan semprotkan pada tanaman yang terkena penyakit keriting.Cara yang lain, bisa juga dengan menaburkan secara langsung abu dapur pada tanaman yang terserang penyakit keriting.
Ramuan untuk mengendalikan Trips pada cabe, Bahan :Daun sirsak 50-100 lembar,
deterjen atau sabun colek 16 gram dan air 5 liter Cara Pembuatan Daun sirsak
ditumbuk halus dicampur dengan 5 liter air dan diendapkan semalam. Keesokan
harinya larutan disaring dengan kain halus. Setiap 1 liter hasil saringan
diencerkan dengan 10-15 liter air. Larutan siap disemprotkan ke seluruh tanaman
cabe.
TANAMAN
NABATI
Tembakau
(Nicotium tabacum)
Tembakau diambil batang atau daunnya untuk digunakan sebagai bahan pestisida alami. Caranya rendam batang atau daun tembakau selama 3 - 4 hari, atau bisa juga dengan direbus selama 15 menit. Kemudian biarkan dingin lalu saring. Air hasil saringan ini bisa digunakan untuk mengusir berbagai jenis hama tanaman.
Tembakau diambil batang atau daunnya untuk digunakan sebagai bahan pestisida alami. Caranya rendam batang atau daun tembakau selama 3 - 4 hari, atau bisa juga dengan direbus selama 15 menit. Kemudian biarkan dingin lalu saring. Air hasil saringan ini bisa digunakan untuk mengusir berbagai jenis hama tanaman.
Tuba, Jenu
(Derriseleptica)
Bahan yang digunakan bisa dari akar dan kulit kayu. Caranya dengan menumbuk bahan tersebut sampai betul-betul hancur. Kemudian campur dengan air untuk dibuat ekstrak. Campur setiap 6 (enam) sendok makan ekstrak tersebut dengan 3 liter air. Campuran ini bisa digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis hama tanaman.
Bahan yang digunakan bisa dari akar dan kulit kayu. Caranya dengan menumbuk bahan tersebut sampai betul-betul hancur. Kemudian campur dengan air untuk dibuat ekstrak. Campur setiap 6 (enam) sendok makan ekstrak tersebut dengan 3 liter air. Campuran ini bisa digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis hama tanaman.
Temu-temuan
(Temu Hitam, Kencur, Kunyit)
Bahan diambil dari rimpangnya, yang kemudian ditumbuk halus dengan dicampur urine (air kencing) sapi. Campuran ini diencerkan dengan air dengan perbandingan 1 : 2 - 6 liter. Gunakan untuk mengendalikan berbagai jenis serangga penyerang tanaman.
Bahan diambil dari rimpangnya, yang kemudian ditumbuk halus dengan dicampur urine (air kencing) sapi. Campuran ini diencerkan dengan air dengan perbandingan 1 : 2 - 6 liter. Gunakan untuk mengendalikan berbagai jenis serangga penyerang tanaman.
Kucai
(Allium schonaoresum)
Kalau menggunakan kucai, cara meramunya adalah dengan menyeduhnya, yang kemudian didinginkan. Kemudian saring. Air saringannya ini mampu untuk memberantas hama yang biasanya menyerang tanaman mentimun.
Kalau menggunakan kucai, cara meramunya adalah dengan menyeduhnya, yang kemudian didinginkan. Kemudian saring. Air saringannya ini mampu untuk memberantas hama yang biasanya menyerang tanaman mentimun.
Bunga
Camomil (Chamaemelum spp)
Bunga yang sudah kering diseduh, kemudian dinginkan dan saring. Gunakan air saringan tersebut untuk mencegah damping off atau penyakit rebah.
Bunga yang sudah kering diseduh, kemudian dinginkan dan saring. Gunakan air saringan tersebut untuk mencegah damping off atau penyakit rebah.
Bawang Putih
(Allium sativum)
Bawang putih, begitu juga dengan bawang bombai dan cabai, digiling, tambahkan air sedikit, dan kemudian diamkan sekitar 1 jam. Lalu berikan 1 sendok makan deterjen, aduk sampai rata, dan kemudian ditutup. Simpan di tempat yang dingin selama 7 - 10 hari. Bila ingin menggunakannya, campur ekstrak tersebut dengan air. Campuran ini berguna untuk membasmi berbagai hama tanaman, khususnya hortikultura.
Bawang putih, begitu juga dengan bawang bombai dan cabai, digiling, tambahkan air sedikit, dan kemudian diamkan sekitar 1 jam. Lalu berikan 1 sendok makan deterjen, aduk sampai rata, dan kemudian ditutup. Simpan di tempat yang dingin selama 7 - 10 hari. Bila ingin menggunakannya, campur ekstrak tersebut dengan air. Campuran ini berguna untuk membasmi berbagai hama tanaman, khususnya hortikultura.
Abu Kayu
Abu sisa bakaran kayu ditaburkan di sekeliling perakaran tanaman bawang bombay, kol atau lobak dengan tujuan untuk mengendalikan root maggot. Abu kayu ini bisa juga untuk mengendalikan serangan siput dan ulat grayak. Caranya, taburkan di sekeliling parit tanaman.
Abu sisa bakaran kayu ditaburkan di sekeliling perakaran tanaman bawang bombay, kol atau lobak dengan tujuan untuk mengendalikan root maggot. Abu kayu ini bisa juga untuk mengendalikan serangan siput dan ulat grayak. Caranya, taburkan di sekeliling parit tanaman.
Mint (Menta
spp)
Daun mint dicampur dengan cabai, bawang daun dan tembakau. Kemudian giling sampai halus untuk diambil ekstraknya. Ekstrak ini dicampur dengan air secukupnya. Dari ekstrak tersebut bisa digunakan untuk memberantas berbagai hama yang menyerang tanaman.
Daun mint dicampur dengan cabai, bawang daun dan tembakau. Kemudian giling sampai halus untuk diambil ekstraknya. Ekstrak ini dicampur dengan air secukupnya. Dari ekstrak tersebut bisa digunakan untuk memberantas berbagai hama yang menyerang tanaman.
Kembang
Kenikir (Tagetes spp)
Ambil daunnya 2 genggam, kemudian campur dengan 3 siung bawang putih, 2 cabai kecil dan 3 bawang bombay. Dari ketiga bahan tersebut dimasak dengan air lalu didinginkan. Kemudian tambahkan 4 - 5 bagian air, aduk kemudian saring. Air saringan tersebut dapat digunakan untuk membasmi berbagai hama tanaman.
Ambil daunnya 2 genggam, kemudian campur dengan 3 siung bawang putih, 2 cabai kecil dan 3 bawang bombay. Dari ketiga bahan tersebut dimasak dengan air lalu didinginkan. Kemudian tambahkan 4 - 5 bagian air, aduk kemudian saring. Air saringan tersebut dapat digunakan untuk membasmi berbagai hama tanaman.
Cabai Merah
(Capsium annum)
Cara pembuatannya dengan mengeringkan cabai yang basah dulu. Kemudian giling sampai menjadi tepung. Tepung cabai tersebut kalau dicampur dengan air dapat digunakan untuk membasmi hama tanaman.
Cara pembuatannya dengan mengeringkan cabai yang basah dulu. Kemudian giling sampai menjadi tepung. Tepung cabai tersebut kalau dicampur dengan air dapat digunakan untuk membasmi hama tanaman.
Sedudu
Sedudu (sejenis tanaman patah tulang) diambil getahnya. Getah ini bisa dimanfaatkan untuk mengendalikan berbagai hama tanaman.
Sedudu (sejenis tanaman patah tulang) diambil getahnya. Getah ini bisa dimanfaatkan untuk mengendalikan berbagai hama tanaman.
Kemanggi
(Ocimum sanetu)
Cara pembuatannya: kumpulkan daun kemangi segar, kemudian keringkan. Setelah kering, baru direbus sampai mendidih, lalu didinginkan dan disaring. Hasil saringan ini bisa digunakan sebagai pestisida alami.
Cara pembuatannya: kumpulkan daun kemangi segar, kemudian keringkan. Setelah kering, baru direbus sampai mendidih, lalu didinginkan dan disaring. Hasil saringan ini bisa digunakan sebagai pestisida alami.
Dringgo
(Acarus calamus)
Akar dringgo dihancurkan sampai halus (menjadi tepung), kemudian dicampur dengan air secukupnya. Campuran antara tepung dan air tersebut dapat digunakan sebagai bahan pembasmi serangga.
Akar dringgo dihancurkan sampai halus (menjadi tepung), kemudian dicampur dengan air secukupnya. Campuran antara tepung dan air tersebut dapat digunakan sebagai bahan pembasmi serangga.
Tembelekan
(Lantara camara)
daun dan cabang tembelekan dikeringkan lalu dibakar. Abunya dicampur air dan dipercikkan ke tanaman yang terserang hama, baik yang berupa kumbang maupun pengerek daun.
Rumput Mala (Artimista vulgaris)
Caranya bakar tangkai yang kering dari rumput tersebut. Kemudian manfaatkan asap ini untuk mengendalikan hama yang menyerang suatu tanaman.
daun dan cabang tembelekan dikeringkan lalu dibakar. Abunya dicampur air dan dipercikkan ke tanaman yang terserang hama, baik yang berupa kumbang maupun pengerek daun.
Rumput Mala (Artimista vulgaris)
Caranya bakar tangkai yang kering dari rumput tersebut. Kemudian manfaatkan asap ini untuk mengendalikan hama yang menyerang suatu tanaman.
Tomat
(Lycopersicum eskulentum)
Gunakan batang dan daun tomat, dan dididihkan. Kemudian biarkan dingin lalu saring. Air dari saringan ini bisa digunakan untuk mengendalikan berbagai hama tanaman.
Gunakan batang dan daun tomat, dan dididihkan. Kemudian biarkan dingin lalu saring. Air dari saringan ini bisa digunakan untuk mengendalikan berbagai hama tanaman.
Gamal
(Gliricidia sepium)
Daun dan batang gamal ditumbuk, beri sedikit air lalu ambil ekstraknya. Ekstrak daun segar ini dan batang gamal ini dapat digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis hama tanaman, khususnya jenis serangga.
Daun dan batang gamal ditumbuk, beri sedikit air lalu ambil ekstraknya. Ekstrak daun segar ini dan batang gamal ini dapat digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis hama tanaman, khususnya jenis serangga.
Bunga
Mentega (Nerium indicum)
Gunakan daun dan kulit kayu mentega dan rendamlah dalam air biasa selama kurang lebih 1 jam, kemudian disaring. Dari hasil saringan tadi dapat digunakan untuk mengusir semut.
Gunakan daun dan kulit kayu mentega dan rendamlah dalam air biasa selama kurang lebih 1 jam, kemudian disaring. Dari hasil saringan tadi dapat digunakan untuk mengusir semut.
BERIKUT
BEBERAPA HAMA DAN PENGENDALI ALAMINYA
- Kutu Putih pada daun atau batang. Dapat digunakan siung bawang putih yang ditumbuk dan diperas airnya serta dicampurkan dengan air sesuai dosis yang diperlukan. Jika kutu melekat erat pada tanaman, dapat digunakan campuran sedikit minyak kelapa. Semprotkan campuran tersebut pada tanaman yang terserang hama.
- Tikus. Buah jengkol dapat ditebarkan di sekitar tanaman atau di depan lubang sarang tikus. Atau dengan merendam irisan jengkol pada air selama 2 hari. Lalu semprotkan pada tanaman padi yang belum berisi akan menekan serangan walang sangit.
- Berbagai serangga. Air rebusan cabai rawit yang telah dingin dan dicampur dengan air lagi serta disemprotkan ke tanaman akan mengusir berbagai jenis serangga perusak tanaman.
- Aphids. Air rebusan dari campuran tembakau dan teh dapat mengendalikan aphid pada tanaman sayuran dan kacang-kacangan. Air hasil rebusan di campurkan kembali dengan air sehingga lebih encer.
- Berbagai serangga. Air rebusan daun kemangi atau daun pepaya yang kering ataupun yang masih segar, dapat disemprotkan ke tanaman untuk mengendalikan berbagai jenis serangga.
- Nematoda akar. Dengan menggunakan bunga kenikir (Bunga Tahi Kotok) yang direndamkan oleh air panas mendidih. Biarkan semalam lalu saring. Hasil saringan tersebut disiramkan ke media tanaman. Penting diperhatikan media yang digunakan mudah dilalui oleh air.
- Mengendalikan serangga, nematoda dan jamur. Dengan membuat air hasil rendaman tumbukan biji nimba dengan air selama tiga hari. Lalu siram pada tanaman, umumnya efektif pada tanaman sayuran.
MEMBUAT
FUNGISIDA
Bahan-bahan
yang diperlukan (masing-masing 1-2 kg) :
- Bawang putih
- Temu ireng
- Temu lawak
- Umbi gadung
- Kencur
- Kalau mau lebih mantap, bisa ditambahkan kunir putih
Cara membuat
dan aplikasi :
Semua bahan
dicuci à dihaluskan à direndam dalam air 5 liter à simpan anaerob 3-4hari Ã
siap digunakan dg dosis 1 ltr/5 ltr air disemprotkan atau dikocorkan.
Fungisida organik ini sekaligus juga bisa berfungsi sebagai pupuk organik cair (POC). Sumber : http: aliefardi.wordpress.com
Fungisida organik ini sekaligus juga bisa berfungsi sebagai pupuk organik cair (POC). Sumber : http: aliefardi.wordpress.com
NB:
Aplikasi
dilombok masing2 bahan 1-2 kg.
Kalo untuk
jamur banyakin bawang putih, dan kencur.
Kalo untuk
bakteri banyakin temu ireng/temu lawak, kunir.
Untuk
penyakit bercak putih pada daun cabe, jamur jelaga hitam pada cabe/kacang
panjang, antraknose ringan pada cabe atau bahkan layu bakteri pseudomonas sp
bisa dicoba. Tapi obat organic sifatnya lebih ke pencegahan sehingga aplikasi
sebaiknya rutin.
FUNGISIDA
KLORIN
Bahan :
- Belerang 1 kg
- Kapur hidup 2 kg
- PK (Permanganat Kalium) 10 gr
- Air 10 liter
3. Cara membuat:
- Haluskan belerang sebanyak 1 Kg
- Kapur api 2 Kg diberi air 2 liter agar menjadi bubur
- Rebus 10 liter air dalam panci sampai mendidih
- Setelah mendidih masukan bubuk belerang sambil diaduk – aduk terus selama setengah jam
- Masukkan kapur yang telah menjadi bubur dan diaduk – aduk selama 2 sampai 5 menit kemudian angkat bubur tersebut.
- Masukkan PK (Permanganat Kalium) sambil diaduk – aduk kembali sampai rata kemudian diendapkan 1-2 hari
- Setelah mengendap akan didapatkan air di bagian atas berwarna merah kekuningan dan bubur yang di bawah akan berwarna putih kekuningan, saring dan pisahkan kedua campuran tersebut
- Cairan dan bubur klorin siap digunakan
4. Cara menggunakan :
Ada 2 cara penggunaan klorin, yaitu :
a. klorin cair (disemprotkan)
- Untuk tanaman cabai berguna untuk mencegah dan mengendalikan virus kuning, antraknose/ patek, fusarium pada daun dan batang, secrospora.
- Untuk tanaman kacang tanah berguna mencegah virus mozaik, sercospora pada daun.
- Untuk tanaman padi berguna mencegah dan mengendalikan penyakit hawar daun (kresek) busuk pelepah dan busuk batang
- Adapun dosis penggunaannya adalah campurkan 5 ml cairan klorin dengan satu liter air kemudian diaduk dan disemprotkan pada semua bagian tanaman ulangi satu minggu sekali untuk tanaman cabai sedangkan untuk tanaman padi dan kacang tanah bila nampak gejala serangan baru dilakukan penyemprotan.
b. bubur klorin pekat (dioleskan atau dikocorkan)
- Pada tanaman cabai digunakan untuk mengendalikan dan mencegah fusarium pada batang dan ranting dengan cara oleskan bubur klorin pekat yang telah diberi sedikit air pada pangkal batang cabai dan ranting dengan kuas sampai rata
- Untuk tanaman kopi, jeruk dan kakao berguna untuk mengendalikan jamur pada batang tanaman dengan cara tambahkan air sedikit pada bubur klorin pekat kemudian kerok bagian tanaman yang terkena jamur setelah bersih oleskan bubur klorin dengan kuas sampai rata pada bagian batang tanaman yang terserang jamur tersebut
PESTISIDA DARI BAWANG PUTIH
Bahan :
- Bawang Putih : 1 bulb
- Lengkuas bubuk : 1 sendok teh
- Cengkeh bubuk : 1 sendok teh (opsional)
- Spiritus : 0,25 liter
- Air Tawar : 1 liter
- Sabun Cair : secukupnya
Cara membuat :
- Kupas bawang putih, kemudian parut atau dapat juga di blender (parut lebih baik).
- Setelah selesai, taruh dalam wadah dan campurkan dengan spirtus, direndam ± 5 jam
- Dalam wadah berbeda campur air tawar + lengkuas bubuk + cengkeh bubuk.
- Campur dan Aduk rata, simpan selama ± 24 jam atau hingga semua ampas mengendap.
- Hasil larutan disaring dengan menggunakan kain halus, Diamkan sebentar, simpan dalam botol yang berpenutup rapat.
Cara pengaplikasian :
- 0.25 liter larutan dicampur dengan 1 sendok makan sabun cair, aduk rata masukkan ke dalam sprayer.
- Semprotkan ke pangkal tanaman yang terkena hama setiap sore/malam hari.
- Untuk pencegahan atau perawatan, cukup semprotkan sekali per 2 hari sekali atau seminggu sekali.
No comments:
Post a Comment