”Bila kita pelajari dan selidiki
sungguh-sungguh “Lahirnya Pancasila” ini, akan ternyata bahwa ini adalah suatu
Demokratisch Beginsel, suatu Beginsel yang menjadi dasar Negara kita, yang
menjadi Rechtsideologie Negara kita; suatu Beginsel yang telah meresap dan
berurat-berakar dalam jiwa Bung Karno, dan yang telah keluar dari jiwanya
secara spontan, meskipun sidang ada dibawah penilikan yang keras dari
Pemerintah Balatentara Jepang. Memang jiwa yang berhasrat merdeka, tak mungkin
dikekang-kekang! Selama Fascisme Jepang berkuasa dinegeri kita, Demokratisch
Idee tersebut tak pernah dilepaskan oleh Bung Karno, selalu dipegangnya
teguh-teguh dan senantiasa dicarikannya jalan untuk mewujudkannya.
Mudah-mudahan ”Lahirnya Pancasila” ini dapat dijadikan pedoman oleh nusa dan
bangsa kita seluruhnya dalam usaha memperjuangkan dan menyempurnakan
Kemerdekaan Negara.”
Kutipan diatas adalah pidato Ir.
Soekarno itu berisi “Lahirnya Pancasila”. Memaknai hari Lahir Pancasila dan
Revolusi mental Presiden Joko Widodo, Jiwa bangsa yang terpenting adalah jiwa
merdeka, jiwa kebebasan untuk meraih kemajuan. Jiwa merdeka disebut Presiden
Jokowi sebagai positivisme.
Gerakan revolusi mental semakin
relevan bagi bangsa Indonesia yang saat ini tengah menghadapi tiga problem
pokok bangsa yaitu; merosotnya wibawa negara, merebaknya intoleransi, dan
terakhir melemahnya sendi-sendi perekonomian nasional.
Dalam kehidupan sehari-hari,
praktek revolusi mental adalah menjadi manusia yang berintegritas, mau bekerja
keras, dan punya semangat gotong royong. Para pemimpin dan aparat negara akan
jadi pelopor untuk menggerakkan revolusi mental, dimulai dari masing-masing
Kementerian/Lembaga (K/L). Sebagai pelopor gerakan revolusi mental, pemerintah
lewat K/L harus melakukan tiga hal utama yaitu; bersinergi, membangun manajemen
isu, dan terakhir penguatan kapasitas aparat negara.
Dan untuk dapat melaksanakan
PANCASILA sebagai ideologi dan dasar negara sekaligus sebagai pandangan hidup
seluruh Rakyat Indonesia yang juga memaknai revolusi mental, maka kita harus
juga menterjemahkan Pancasila dalam
"Butir-Butir Pancasila" dalam kehidupan sehari-hari :
1. KETUHANAN YANG MAHA ESA :
Bangsa Indonesia menyatakan
kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Manusia Indonesia percaya dan
taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
Mengembangkan sikap hormat
menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan
yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Membina kerukunan hidup di antara
sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia
dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Mengembangkan sikap saling
menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing.
Tidak memaksakan suatu agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN
BERADAB :
Mengakui dan memperlakukan
manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Esa.
Mengakui persamaan derajad,
persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku,
keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit
dan sebagainya.
Mengembangkan sikap saling
mencintai sesama manusia.
Mengembangkan sikap saling
tenggang rasa dan tepa selira.
Mengembangkan sikap tidak
semena-mena terhadap orang lain.
Menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan.
Gemar melakukan kegiatan
kemanusiaan.
Berani membela kebenaran dan
keadilan.
Bangsa Indonesia merasa dirinya
sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
Mengembangkan sikap hormat
menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
3. PERSATUAN INDONESIA :
Mampu menempatkan persatuan,
kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Sanggup dan rela berkorban untuk
kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
Mengembangkan rasa cinta kepada
tanah air dan bangsa.
Mengembangkan rasa kebanggaan
berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
Memelihara ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Mengembangkan persatuan Indonesia
atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
Memajukan pergaulan demi
persatuan dan kesatuan bangsa.
4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH
HIKMAH KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN/ PERWAKILAN
Sebagai warga negara dan warga
masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban
yang sama.
Tidak boleh memaksakan kehendak
kepada orang lain.
Mengutamakan musyawarah dalam
mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
Musyawarah untuk mencapai mufakat
diliputi oleh semangat kekeluargaan.
Menghormati dan menjunjung tinggi
setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
Dengan i’tikad baik dan rasa
tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
Di dalam musyawarah diutamakan
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Musyawarah dilakukan dengan akal
sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
Keputusan yang diambil harus
dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung
tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
Memberikan kepercayaan kepada
wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH
RAKYAT INDONESIA :
Mengembangkan perbuatan yang
luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
Mengembangkan sikap adil terhadap
sesama.
Menjaga keseimbangan antara hak
dan kewajiban.
Menghormati hak orang lain.
Suka memberi pertolongan kepada
orang lain agar dapat berdiri sendiri.
Tidak menggunakan hak milik untuk
usaha-usaha yang bersifat pemerasaN terhadap orang lain.
Tidak menggunakan hak milik untuk
hal-hal yang bersifat pemborosan dan gayA hidup mewah.
Tidak menggunakan hak milik untuk
bertentangan dengan atau merugikaN kepentingan umum.
Suka bekerja keras.
Suka menghargai hasil karya orang
lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Suka melakukan kegiatan dalam
rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
Pertanyaannya adalah seberapa
besar usaha yang sudah kita kerjakan untuk menterjemahkan dan melaksanakan
butir-butir pancasila dalam kehidupan kita sehari-hari sehingga revolusi mental
yang digadang-gadang sebagai program Presiden Joko Widodo untuk “memerdekakan”
bangsa Indonesia benar-benar terwujud? - KIM Citra taruna Kenanga Winongo
Madiun (1 Juli 2016).
Sumber Bacaan :
1. https://id.wikipedia.org/wiki/Lahirnya_Pancasila
2. http://revolusimental.go.id/
3. https://kominfo.go.id/content/detail/5932/revolusi-mental-membangun-jiwa-merdeka-menuju-bangsa-besar/0/artikel_gpr
4. dan
beberapa sumber lain
No comments:
Post a Comment