“Selama ini, penanganan sampah masih berprinsip 'cost center' karena sampah-sampah yang diproduksi setiap harinya selalu dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sudah saatnya pola pikir tersebut diubah dengan menerapkan prinsip 'profit center', di mana masyarakat turut menyadari bahwa sampah masih bisa diolah menjadi sesuatu yang berguna bahkan mendatangkan keuntungan.”
Winongo – Saat ini masalah
sampah merupakan masalah serius yang di hadapi di kota besar seperti ibu kota
jakarta dan kota-kota besar lain di Indonesia. Tercatat berdasarkan sumber :
Damanhuri (2004) Jakarta menempati urutan ke 8 setelah Singapura dan Manila
dengan jumlah 0.650 Kg/Orang/Hari. Dari data tersebut maka 1 orang dalam 1
bulan bisa menghasilkan 19,5 Kg. Masalah ini kemungkinan juga di alami di kota Madiun apabila tidak segera di cari solusi.
Dinas Kebersihan
dan pertamanan kota dengan program 3R, Reduce
(mengurangi penggunaan benda-benda yg menghasilkan sampah), Reuse (menggunakan kembali) dan Recicle (mengolah kembali sampah yg
dihasilkan) belum bisa di terapkan secara penuh oleh warga Madiun pada Umumnya
dan warga Winongo pada khususnya. Permasalahan ini terkait waktu dan kemauaan
warga dalam pengolahan sampah rumah tangga pribadi.
Dari
permasalahan diatas, Warga RT13 RW IV berinisiatif untuk membentuk Bank Sampah khusus
untuk bahan unorganik (tidak terurai) yang kemudian di sepakati bernama Bank
Sampah “Matahari”, mula-mula anggota bank sampah hanya terdiri dari dari
anggota kelompok dasawiswa Matahari III, dan hingga berita ini di terbitkan
anggota kelompok Bank Sampah “Matahari” sudah mencakup dasa Wisma Matahari I,
dan II serta di tambah dari anggota RT di sekitar lingkungan RT 13 yakani RT
12, RT 15 dan RT16. Kedepan apabila bank sampah ini sudah berjalan dengan baik
skala pelayanan akan di perluas pada lingkup Kelurahan
Menurut Ketua
yang juga sebagai pencetus ide “Bank Sampah Matahari” Ibu Siyam Sumartini,
sampah saat ini memiliki nilai ekonomis tinggi apabila di kelola dengan benar.
Dituturkan pula bahwa Sampah Rumah tangga yang kemarin hanya di jadikan barang
sisa dan kadang menjadi sarang penyakit bila di olah bisa juga mendatangkan income tambahan bagi anggotanya.
Pengelolaan bank sampah ini dimulai dari pengumpulan sampah rumah
tangga, pemilahan menurut jenis sampah
oleh masing-masing anggota kemudian di kumpulkan ke Bank Sampah. Setelah
sampah terkumpul sesuai jenisnya tiap 2 minggu sekali pengepul datang dan
membeli sampah dari anggota yang telah terkumpul. Uang dari hasil penjualan
sampah di kelola oleh pengurus dan menurut kesepakatan anggota di tabung dan
dikembangkan dalam bentuk simpan pinjam, yang akan di bagikan sebelum Hari Raya
tahun depan.
Keberadaan Bank
sampah “Matahari”ini membantu ibu-ibu anggota Bank Sampah dalam hal kebersihan
rumah yang mana rumah tidak lagi di jejali dengan barang-barang tidak berguna juga
nanti pada saat Hari Raya sedikit diringankan karena sudah memiliki tabungan
dari sampah rumah tangga yang dikumpulkan. “lumayan untuk tambah beli bumbu
dapur” demikian di tuturkan beberapa anggota yang tergabung di Bank Sampah
Matahari seusai penimbangan sampah.
Dalam sekali
pengambilan oleh pengepul rata-rata 450an kilogram dalam sekali ambil tiap dua minggu terdiri dari
bermacam-macam sampah unorganik seperti plastik, kaleng, botol dan lain-lain
sebagainya. Barang-barang tersebut oleh pengepul dibayar sesuai jenis bahan
yang ada.
Assalamualaikum, bisa di tampilkan bentuk buku tabungan bank sampah matahari luar dan dalam?
ReplyDelete