Pengaruh Pergaulan Remaja - KIM CITRA TARUNA KENANGA

Breaking

KIM CITRA TARUNA KENANGA

Komunikatif, Informatif, Peduli Masyarakat

test banner

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Thursday, 20 November 2014

Pengaruh Pergaulan Remaja


       Dalam dunia pendidikan kita mengenal istilah “Tri Media Pendidikan” yang mana mengandung arti bahwa manusia tidak lepas dari 3 (tiga) skup pendidikan selama hidupnya di dunia ini. Tiga ruang lingkup pendidikan itu adalah:
1.      Pendidkan Informal;
2.      Pendidikan non formal;
3.      Pendidikan formal.
       Pendidikan informal adalah pendidikan di mana keluarga sebagai sumbernya, pendidikan non formal adalah lingkungan (pergaulan) merupakan wahananya sedangkan pendidikan formal adalah pendidikan yang diperoleh di ruang lingkup sekolah. Ketiga ruang linkup pendidikan tersebut saling mempengaruhi kehidupan manusia, yang mana seseorang bisa berhasil dengan baik karena pengaruh ketiga lingkup pendidikan tersebut, sebaliknya juga tidak menutup kemungkinan seseorang akan gagal dalam hidupnya juga karena pengaruh  dari salah satu pendidikan tersebut yang kurang mendukung.
       Remaja adalah suatu sosok manusia yang dinamis, penuh gejolak, emosional dan sebagainya yang mana pada masa remaja tersebut terjadi perubahan yang drastis baik fisik maupun psikis. Perubahan-perubahan yang terjadi tersebut sangatlah besar pengaruhnya utamanya dalam pergaulan.
       Mengingat masa remaja adalah masa yang penuh gejolak, dinamis, masa yang  labil dan masih mencari identitas diri maka pengaruh- pengaruh dari pergaulan baik yang bersifat positif maupun negatif sangat besar pengaruh dalam dirinya. Remaja yang menyadari tentang pengaruh-pengaruh dalam pergaulan utamanya yang bersifat negatif dan berusaha untuk menjauhinya kemungkinan besar akan terhindar dari pola pergaulan yang tidak baik. 



Remaja diharapkan mempunyai kepribadian yang kuat agar tidak mudah terpengaruh untuk melakukan hal-hal yang negatif. Dalam pergaulannya remaja akan mencari identitas diri mulai memilih banyak teman dan melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan teman sebayanya. Remaja juga harus berhati-hati dalam pertemanan karena, dalam pertemanan itu akan berpengaruh terhadap keberhasilan belajarnya. Bahkan kadang-kadang dapat membawa pengaruh pada hal-hal yang tidak baik. Pengaruh hubungan dengan teman bisa mempengaruhi perilaku baik yang positif maupun yang negatif. Remaja dalam pergaulannya untuk bisa diterima dalam pertemanan sering kali di tuntut untuk bisa melakukan seperti apa yang dilakukan oleh teman-temannya. Sehingga apabila tidak bisa melakukannya sering kali berpengaruh pada tingkah laku dan kegiatan belajar remaja tersebut.
Oleh karena itu apabila seorang teman banyak memberikan pengaruh yang negatif lebih baik kita menjauh dan menghindarinya. Dan mencari teman lain yang lebih baik dan bisa mendorong kita meraih keberhasilan di sekolah.
       Kalau kita amati Pergaulan remaja saat ini sangatlah luar biasa pesat perkembangannya, lebih-lebih pada era kemajuan iptek sekarang ini. Pergaulan mereka didukung oleh fasilitas dunia maya atau internet. Hampir semua remaja di seluruh Indonesia menggunakan facebook atau black berry messanger sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Memiliki piranti black berry dianggap sebagai sesuatu keharusan dalam pergaulan mereka. Memang diakui penggunaan alat komunikasi yang satu ini sangat cepat dan efektif untuk berbagi informasi baik yang benar ataupun salah. Terkadang gadget (barang /peralatan yang berteknologi tinggi) yang satu ini menjadi penghalang bagi remaja untuk belajar dengan serius.
       Remaja bergaul memang adalah sebuah kebutuhan. Sama halnya dengan dahaga yang ingin terpuaskan. Mereka ingin mengenal banyak orang dari berbagai lingkungan. Ini sebetulnya tidak terlepas dari proses pencarian jati diri semata. Dengan membebaskan perasaan dan isi hati, mereka juga mengharapkan kebebasan dan ketenangan jiwa. Bila dikekang, mereka nampak begitu sedih dan terkekang.
       Orang tua yang bijak haruslah dapat menempatkan diri secara baik dihadapan anak, baik dalam arti bisa menempatkan diri sebagai orang tua dan juga sekaligus sebagai teman untuk anaknya. Orang tua yang bijak tidak menerapkan pendidikan dalam keluarga secara otoriter. Anak apalagi yang menginjak remaja, tidak boleh terlalu dikekang dalam pergaulannya. Tapi bila pergaulan terlalu dibebaskan, juga sangat mengkuatirkan. Yang penting berkomunikasi dan terarah. Bilamana sang anak yang menginjak remaja masih mampu berkomunikasi dengan keluarga dan orang tua, maka bimbingan untuk pergaulan pun dapat tersampaikan. Informasi tentang apa yang sebaiknya mereka lakukan dengan teman-teman dan apa efek dari apa yang mereka lalukan dan perbuat juga perlu dikomunikasikan.
       Dengan demikian, besar harapan kita agar remaja mampu memilih apa yang baik dan tidak untuk dilakukan. Tidak ada kata benar atau salah, tapi lebih tepat kepada yang baik atau bermanfaat dan yang merugikan. 
       Hal berikutnya yang menarik dengan pergaulan remaja saat ini adalah dengan begitu kentalnya predikat anak mami yang akhir-akhir ini populasinya semakin meningkat. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa kemandirian remaja saat ini sangatlah minim. Terlalu banyak fasilitas yang diberikan dan terlalu banyak juga ikut campur orangtua dalam kehidupan sehari-hari mereka sehingga remaja saat ini tidak bisa menilai dengan cepat apa yang salah dan apa yang benar. Hal ini mungkin di picu dengan maraknya penggunaan baby sitter dan jasa pembantu rumah tangga lainnya. Pengunaan yang berlebihan mengakibatkan kemalasan bagi remaja untuk melakukan segala sesuatunya sehingga mereka tidak tumbuh sebagai individu dengan penuh  kemandirian.
       Pergaulan remaja saat ini juga di warnai dengan permainan-permainan ala dunia virtual. Permainan yang terdapat di internet atau playstation dan sejenisnya bukanlah hal yang asing bagi mereka. Remaja saat ini sangat lihai dalam mengoperasikan hal-hal yang demikian. Dengan bermain, mereka saling berkomunikasi dan bersaing untuk memenangkan permainan. Namun banyak terjadi remaja yang salah arah gara-gara mengkonsumsi internet atau playstation tsb, misalnya mereka membuka situs-situs yang seharusnya tidak untuk konsumsi para remaja atau terjadinya kecanduan playstation sehingga mereka membolos menghabiskan waktu untuk bermain playstation.
       Banyak yang bilang bila pergaulan remaja saat ini sudah sangat jauh berubah dibanding pada masa-masa sepuluh tahun silam. Remaja sekarang lebih mampu berekspresi pada emosi dan mengungkapkan perasaan tanpa sembunyi-sembunyi dan malu seperti dulu. Sudah lumrah saat ini kita melihat remaja mengungkapkan kemarahan, sedih dan kegembiraanya dengan kata-kata yang terucap secara langsung, tanpa basa-basi seperti halnya remaja pada zaman dahulu. Dengan santai mereka bisa mengungkapkan ketidak sukaanya pada ayah atau pun ibunya. Merangkul dan mencium mesra ibu mereka tercinta. Perilaku ini pun diterapkan pada pergaulan mereka sehari-hari. Dengan biasa mereka mengexpresikan perasaan cinta dan sayang pada pacar mereka di tempat-tempat umum. Sudah umum dilihat saat ini bila di mall-mall para remaja biasa bergandengan tangan, berpelukan bahkan berciuman. Buat para orang tua, perilaku seperti ini sangat mengejutkan dan membuat mereka merasa kuatir. Namun, apabila orang tua terlalu keras akibat perasaan kuatir yang mereka miliki, maka remaja akan cenderung memberontak dan bersikap jauh lebih keras dan pertikaian antara orang tua dan anak yang menginjak remajapun tidak dapat lagi dihindari.
       Ada beberapa hal yang yang perlu kita ketahui, bahwa pola pergaulan sangat berpengaruh terhadap kesuksesan maupun kegagalan bagi para remaja sebagai generasi penerus bangsa. Sehubungan dengan hal tersebut, kita perlu ketahui segi positif maupun negatif dari pola pergaulan remaja sebagai berikut:
Pengaruh positif dari hubungan dengan teman sebaya antara lain :
1.       Meningkatkan motivasi belajar sehingga bisa meraih prestasi belajar dengan baik;
2.      Dapat meningkatkan pengembangan  bakat pada remaja;
3.      Dapat mengisi waktu pada kegiatan yang positif;
4.      Dapat mengembangkan sikap yang berkarakter (ramah, sopan, suka. menolong, dll);
5.      Dapat mencetak pribadi yang menyenangkan, sehingga disenangi banyak orang, misalnya:  teman sebaya, orang tua,  maupun guru.
Pengaruh negatif dari hubungan dengan teman sebaya antara lain :
1.      Sering melanggar tata tertib sekolah misalnya: membolos sekolah, pulang sekolah tanpa ijin;
2.      Melakukan tindakan yang merusak milik orang lain atau fasilitas umum misalnya: mencoret-coret yang bukan pada tempatnya dengan kata-kata yang tidak baik;
3.      Membentuk gank atau perkumpulan teman sebaya yang cenderung melakukan kegiatan negatif misalnya: sering pesta miras, kebut-kebutan dan lain-lain; 
4.      Melakukan tindakan yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
Misalnya : mencuri, mencopet, menipu, dll.


No comments:

Post a Comment

Post Top Ad

Responsive Ads Here